Seumur Jagung

Tergenapkan sudah setengah dari agama kami, tepat tanggal 14 di 4 bulan yang lalu.

Dengan lika-liku yang dihadapi sebelumnya, akhirnya sampai pada takdir Allah untuk kami bersama memintal benang kehidupan, berharap “kain-kain” yang kami tenun menjadi libasuttaqwa.

Menjadi ‘pakaian taqwa’.

Wahai diri, masih jelas terasa di hati..

Saat 1,5 bulan pertama pernikahan, kami mengolah rindu dengan jarak yang tak mampu kami tuju setiap hari untuk bertemu..

Dan rasa haru diselimuti bahagia yang tak terkira di 1,5 bulan kedua kami hidup berdua, merantau bersama.

Meski tak lama, air mata kembali terurai, kenyataan bagi kami bahwa merantau adalah jalan kedua yang mengantarkan kami pada jalan pertama [baca: LDR (lagi)]

14 ke-4 yang tak terduga,

Allah..air mataku mengalir, tak ada guratan yang sama sekali aku terka, inilah jalannya..inilah takdir kami.

rindu ini semakin hari semakin terasa, 

aku ingin tumbuh dan berkembang bersamanya, menyambutnya di setiap lelah mencari nafkah, menyiapkan perbekalan hari-hariya. Membersamai siang dan malamnya.

Ya Allah, sungguh tak ada kesanggupan bagi kami untuk menerka takdir berikutnya, namun aku yakin..

Engkaulah yang mampu mengantarkan kami pada takdir terindah


Tinggalkan komentar